Surabaya, 12 November 2025 — ingkat pengangguran terbuka (TPT) lulusan SMK masihlah yang tertinggi di Indonesia, yakni 8,6% (BPS, 2024). Salah satu penyebabnya adalah kesenjangan antara tenaga kerja yang tersedia dengan lapangan pekerjaan. Oleh karena itu, Ketua Dekranasda Jawa Timur, Arumi Bachsin Emil Dardak, menunjuk Universitas Ciputra (UC) Surabaya, khususnya Program Studi Fashion Design and Business (FDB), sebagai partner untuk memberikan pelatihan entrepreneurship fashion kepada siswa dan guru dari 38 SMK se-Jawa Timur.
Digelar selama 7-12 November, pelatihan ini bertujuan tak hanya untuk melatih keterampilan tangan peserta, namun juga menyiapkan mereka untuk menjadi fashionpreneur sejati yang mampu menciptakan lapangan kerja. Terdiri dari tiga hari pembelajaran daring dan tiga hari praktik langsung di Laboratorium Jahit Dekranasda Jawa Timur, Universitas Ciputra dan Dekranasda Jawa Timur berfokus pada persiapan peserta untuk menciptakan karya fashion bernilai jual tinggi sekaligus mengangkat potensi wastra lokal dari setiap kabupaten/kota di Jawa Timur.
“Setiap daerah di Jawa Timur memiliki keunikan wastra masing-masing. Peserta harus percaya diri dengan identitas daerahnya, menampilkan signature style, dan mengangkat potensi ekonomi lokal melalui karya mereka,” ujar Arumi Bachsin, dalam sambutan pembukaan.
Kedua dosen FDB Universitas Ciputra yang menjadi mentor dalam program pelatihan fashionpreneur FDB UC X Dekranasda Jatim (Sumber: UC)
Fabio Ricardo Toreh, S.Des., M.Des., serta Dr. Soelistyowati, S.Pd. M.Pd., Dosen Fashion Design and Business UC Surabaya, berperan sebagai mentor utama dalam pelatihan fashionpreneur ini, dengan materi yang mencakup:
- Mendesain produk komersial yang bernilai ekonomi tinggi.
- Membuat moodboard, colour range, dan konsep desain yang didasarkan pada riset tren pasar.
close
arrow_forward_iosBaca selengkapnya
Play
00:00
00:01
01:16
Mute
Play
Powered by
GliaStudios
- Teknik sketsa teknikal dan penempatan bahan wastra dengan kombinasi creative fabric seperti plisket dan smocking.
- Pendekatan estetika ketimuran agar desain modern tetap berakar pada nilai budaya lokal.
“Kami ingin membangun kesadaran bahwa desain yang baik bukan hanya indah, tetapi juga hidup di pasar. Ketika batik diolah dengan estetika modern, hasilnya bukan sekadar busana, tapi narasi budaya yang bernilai ekonomi,” jelas Fabio. Ia juga berharap Gen Z akan semakin menghargai wastra daerahnya dan menjadikannya sumber inspirasi untuk karya-karya baru.
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul “Universitas Ciputra Surabaya X Dekranasda Jatim: Fashionpreneur sebagai Kunci Kurangi Pengangguran SMK”, Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/ukmbalawarta1607/691a06fac925c40859161722/universitas-ciputra-surabaya-x-dekranasda-jatim-fashionpreneur-sebagai-kunci-kurangi-pengangguran-smk
Kreator: UKM Balawarta
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com
